Pelestarian Batik Melalui Kub Lestari Desa Kalidawir Tahun 2016-2020
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah Desa Kalidawir yang berkaitan dengan potensi budaya yaitu batik. Permasalahan yang dikaji yaitu berkaitan mengenai peran perempuan terhadap pelestarian batik di Desa Kalidawir serta dampaknya pada bidang ekonomi dan sosial budaya. Oleh karena itu, untuk mengkaji permasalahannya maka penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Batik saat ini dapat ditemukan di berbagai daerah, tak terkecuali Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Perkumpulan ibu-ibu PKK membentuk KUB Lestari yang bertujuan untuk membuat sekaligus melestarikan batik dengan ciri khas Desa Kalidawir. Potensi budaya ini diawali pada tahun 2016 dengan mengikuti pelatihan dan diresmikan pada tanggal 10 Oktober 2018, seiring berkembangnya mampu membawa nama Desa Kalidawir dengan mendatangkan pelanggan dari beberapa daerah. Batik yang terkenal dalam KUB Lestari Kalidawir ini ialah batik jumput dan serut yang dijadikan menjadi satu dengan motif zigzag. Keberhasilan dalam melestarikan budaya batik dapat dirasakan oleh masyarakat secara nyata dengan membangun interaksi sosial antara pekerja, menambah pemasukan ekonomi, dan desa memiliki produk unggulan. Dalam hal tersebut diperlukan peran perempuan yang dituntut untuk kreatif dan inovatif.
The aims of the research is to the history of Kalidawir village that’s related to the potential of culture, Batik. The issue studied is associated with women’s role to the preservation of batik in Kalidawir Village and its impact on the economic and sosio-cultural fields. Therefore, to examine the problem author uses historical research methods that consists of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Batik can now be found in various regions, including Kalidawir Village, Tanggulangin District, Sidoarjo. (The associaton of PKK mothers) created group named KUB Lestari which aims to make and preserve batik with the characteristic of Kalidawir Village. This cultural potential began in 2016 by attending training and inaugurated on October 10, 2018, along with its development, batik was able to bring the name of Kalidawir Village by bringing customers from several regions. The popular batik in KUB Lestari Kalidawir is batik jumput and serut that is modified into one with zigzag motif. Success in preserving batik culture can be felt by the community in real terms by building social interaction between workers, increasing economic income, and the village has superior products. In that case, the role of women is required to be creative and innovative
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.8816
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization
Jurnal El Tarikh is the Journal of History, Culture,and Islamic Civilization (JHCC) [ISSN:2774-7999 dan e-ISSN: 2774-8723] published by Faculty of Adab, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia in collaboration with Perkumpulan Prodi Sejarah Se-Indonesia (PPSI) and Asosiasi Program Studi Sejarah Islam Se-Indonesia (APSII)
Office: Faculty of Adab, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia, KP. 34513. Website: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/eltarikh, Email: Jurnaleltarikh@radenintan.ac.id
Jurnal El Tarikh is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.