EVOLUSI RA’Y DALAM PEMBENTUKAN HUKUM ISLAM

Muttaqin Choiri

Abstract


Abstrak: Evolusi Ra’y dalam Pembentukan Hukum Islam. Qiyâs yang selama ini disebut sebagai karya monumental Imam Syafi’i ternyata bukanlah metode yang muncul di ruang hampa, pekerjaan qiyâs dalam melakukan penggalian hukum berangkat dari ra’y, olahan ra’y yang telah ada sejak era Nabi, Sahabat dan masa Tabi’in dilakukan  oleh Shafi’i dengan cara menundukkan ra’y yang awalnya bebas dari tekanan teks, kemudian beralih menjadi konsep penemuan hukum melalui persamaan illat al-hukm dari hukum yang sudah ada. Ra’y yang semula mampu menangkap pesan hukum dengan berbagai metode dan kinerjanya, disebut menjadi lebih lemah setelah berevolusi  dan berkurang kemampuannya dalam mengistinbât hukum secara bebas. Melalui dikhotomi Ra’y dan ahl al-hadist yang mengemuka dan menjadi perdebatan yang begitu kuat dalam kajian hukum Islam, kemudian beralih dan dimunculkan dalam kerangka istinbâth hukum melalui kinerja IstihsânIstishâb dan Mashlahah Mursalah untuk mengembalikan kekuatan nalarnya.


 

Abstract: Evolusi Ra’y dalam Pembentukan Hukum Islam. Qiyâs which has been known for a decade as the monumental work done by Imam Syafi’i evidently is not a method occured from vacuum, In digging the law, Qiyâs comes from Ra’y, the processed Ra’y which has already existed from Prophet Era. The Comrade and the epoch of Tabi’in were done by Syafi’i by conquering Ra’y which was exempt from the text pressure, and it moved into the invention concept of law from the equality of illat al-hukm from existing law.

Ra’y which firstly were able to get the message of law using many kinds of methods and works were assumed to be weaker after its peformance was evolving and decreasing in istinbâth law freely. Through dikhotomi, Ra’y and ahl al-hadist which proposed and having been debated on Islamic law study, then it has moved and has been emerged into the outline of istinbâth law from IstihsânIstishâb and Mashlahah Mursalah to bring back its nature.

Abstrak: Evolusi Ra’y dalam Pembentukan Hukum Islam. Qiyâs yang selama ini disebut sebagai karya monumental Imam Syafi’i ternyata bukanlah metode yang muncul di ruang hampa, pekerjaan qiyâs dalam melakukan penggalian hukum berangkat dari ra’y, olahan ra’y yang telah ada sejak era Nabi, Sahabat dan masa Tabi’in dilakukan  oleh Shafi’i dengan cara menundukkan ra’y yang awalnya bebas dari tekanan teks, kemudian beralih menjadi konsep penemuan hukum melalui persamaan illat al-hukm dari hukum yang sudah ada. Ra’y yang semula mampu menangkap pesan hukum dengan berbagai metode dan kinerjanya, disebut menjadi lebih lemah setelah berevolusi  dan berkurang kemampuannya dalam mengistinbât hukum secara bebas. Melalui dikhotomi Ra’y dan ahl al-hadist yang mengemuka dan menjadi perdebatan yang begitu kuat dalam kajian hukum Islam, kemudian beralih dan dimunculkan dalam kerangka istinbâth hukum melalui kinerja IstihsânIstishâb dan Mashlahah Mursalah untuk mengembalikan kekuatan nalarnya.


 

Abstract: Evolusi Ra’y dalam Pembentukan Hukum Islam. Qiyâs which has been known for a decade as the monumental work done by Imam Syafi’i evidently is not a method occured from vacuum, In digging the law, Qiyâs comes from Ra’y, the processed Ra’y which has already existed from Prophet Era. The Comrade and the epoch of Tabi’in were done by Syafi’i by conquering Ra’y which was exempt from the text pressure, and it moved into the invention concept of law from the equality of illat al-hukm from existing law.

Ra’y which firstly were able to get the message of law using many kinds of methods and works were assumed to be weaker after its peformance was evolving and decreasing in istinbâth law freely. Through dikhotomi, Ra’y and ahl al-hadist which proposed and having been debated on Islamic law study, then it has moved and has been emerged into the outline of istinbâth law from IstihsânIstishâb and Mashlahah Mursalah to bring back its nature.


Keywords


ra’y; qiyâs; istinbâth; evolusi; ahl al-hadîts

Full Text:

PDF

References


Coulson, Noel J., A History of Islamic Law, Edinburgh: Edinburgh University Press, 1964.

Dahlan, H. Zaini (et,al), Filsafat Hukum Islam, cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Ghazâli, al-Imâm Abî Hamid bin Muhammad, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jil. I, Mishr: al-Mathba’ah al-Uthmaniyyah al-Mishriyyah, t.t.

_______, al-Mustashfâ fî ‘Ilm al-Ushûl, Cairo: al-Matba’ah Al-’Amirah, 1322 H.

Hallaq, Wael B., Sejarah Teori Hukum Islam, E. Kusnadiningrat, Abdul Haris, (Pent.), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Hasan, Ahmad, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup, Agah Garnadi, (Pent.), Bandung: Pustaka, 1985.

_______, The Early Development of Islamic Jurisprudence, Delhi: Adam Publishers & Distributors, 1994.

Ismâ’il, Sha’ban Muhammad, Ushûl Fiqh al-Muyassar, Jilid 2, Kairo: Dâr al-Kitâb al-Jami’î, 1415 H.

Jabirî, al-, Muhammad ‘Abid, Formasi Nalar Arab: Kritik Tradisi Menuju Pembebasan dan Pluralisme Wacana Interreligius, Imam Khoiri, (Pent.), cet. I, Yogyakarta: Ircisod, 2003.

Jauziyah, Ibn Qayyim, al-, I’lam al-Muwaqqi’în ‘an Rabb al-‘Âlamîn, Jil. I, Beirut: Dâr al-Jayl, t.t.

Junaidy, Abdul Basith, Melacak Akar-Akar Kontroversi dalam Sejarah Filsafat Pemikiran Hukum Islam, Surabaya: Srikandi, 2005.

Kamali, M.H., Principles of Islamic Jurisprudence, Versi PDF, dari www.scribd.com.

Khallâf, Abdul Wahab, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh, Cairo: al-Dâr al-Kuwaitiyah, 1968.

______, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2003.

Mas’ud, Muhammad Khalid, Islamic Legal Philosophy: A Study of Abû Ishâq al-Shatibi’s Life and Thought, Pakistan: Islamic Research Institute, 1977.

Mun’im, Abdul,”Fiqh dan Nalar Induktif: Kajian atas al-Qawâ’id al-Fiqhîyah dalam Perspektif Induksi”, Disertasi, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2007.

Qudamah, ‘Abdullah ibn Ahmad ibn, al-Mughnî, jil. 7, Riyâdh: Maktabah al-Riyâdh al-Hadithah. t.t.

Rahman, Fazlur, Metode dan Alternatif Neomodernisme dalam Islam, Bandung: Mizan, 1986.

Shahrûr, Muhammad, al-Kitâb wa al-Qur’ân: Qirâ’ah Mu’âshirah, Mishr: Dâr al-Insâniyah al-’Arabiyah, 1990.

Syâfi’î, al-, Muhammad bin Idrîs, al-Risâlah, Bayrût: Dâr al-Fikr, t.t.

Zahrah, Abû, Ushûl al-Fiqh, Bayrût: Dâr al-Fikr al-’Arabî, t.t.




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/adalah.v12i2.211

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 AL-'ADALAH

Creative Commons License

Al-'Adalah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.