DEMOKRASI TANPA KORUPSI, MUNGKINKAH?
Abstract
Dalam sepucuk surat yang ditujukan untuk Bishop Mandell Creighton, Lord Acton pada 1887 pernah mengatakan bahwa “kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan mutlak sudah pasti korup.” Kata-kata ini di kemudian hari menjadi diktum yang masyhur di dalam politik. Akan tetapi, gagasan ini tidaklah ditemukan oleh Lord Acton sendiri, dan bukan pula gagasan baru di zamannya. Banyak pemikir lain, khususnya para teoretikus liberal, memiliki pandangan serupa bahwa kekuasaan besar yang terkonsentrasi di tangan seorang penguasa akan melipatgandakan potensi penyelewengan atau korupsi. Premis ini masih relevan hingga sekarang, di mana demokrasi telah mengalami institusionalisasi di banyak negara, termasuk negara-negara “demokrasi baru” di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Salah satu implikasi dari pandangan ini adalah perlunya mendistribusikan kekuasaan ke beberapa institusi yang berbeda, masing-masing dengan norma, fungsi, dan kewenangannya sendiri.
Full Text:
PDFReferences
REFERENSI
Buehler, Michael & Paige Tan. 2007. “Party-Candidate Relationships in Indonesian Local Politics: A Case Study of the 2005 Regional Elections in Gowa, South Sulawesi Province.” Indonesia 84.
Carnegie, Paul J. 2008-2009. “Democratization and Decentralization in Post-Soeharto Indonesia: Understanding Transition Dynamics.” Pacific Affairs 81(4).
Hadiz, Vedi R. 2005. Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia pasca-Soeharto. Jakarta: LP3ES.
------. 2007. “The Localization of Power in Southeast Asia.” Democratization 14(5):873-892.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 2014. Laporan Tahunan 2014. Jakarta: KPK.
Mietzner, Marcus. 2006. “Local Democracy: Old Elite Are Still in Power, But Direct Elections Now Give Voters A Choice.” Jurnal Inside Indonesia 85.
------. 2007. “Party Financing in Post-Soeharto Indonesia: Between State Subsidies and Political Corruption.” Contemporary Southeast Asia 29(2): 238-263.
Mungiu-Pippidi, Alina (2013). Controlling corruption through collective action. Journal of Democracy, 24(1), 101–115.
Robinson, Richard & Vedi Hadiz. 2004. Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets. Curzon: Routledge.
Tarrow, Sydney & Charles Tilly. 2007. Contentious Politics. London: Paradigm Publisher.
Tilly, Charles. 1978. From Mobilization to Revolution. London: Addison-Wesley Publishing.
Tornquist, Olle. 2007. “Has Democracy Stalled in Indonesia?” Seminar New Delhi: A Monthly Symposium.
Warren, Mark E. 1999. “Democratic Theory and Trust.” In Democracy and Trust, edited by Mark E. Warren. Cambridge: Cambridge University Press.
------. 2004. “What Does Corruption Mean in a Democracy?” American Journal of Political Science 48(2): 328-343.
------. 2006. “Political Corruption as Duplicitous Exclusion.” Political Science and Politics 37(4): 803-807.
DOI: http://dx.doi.org/10.24042/tps.v13i1.1936
Refbacks
- There are currently no refbacks.
All publications by Jurnal TAPIS [ISSN-p 0216-4396; ISSN-e 2655-6057 ] are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License