Tradisi Segheh Dalam Perkawinan Adat Lampung Perspektif ‘Urf dan Maslahah Mursalah
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hukum tradisi segheh menurut ‘urf dan maslahah mursalah. Tradisi segheh sendiri adalah praktik pemberian materi berupa uang, hewan (kerbau atu sapi), emas ataupun benda-benda berharga yang diberikan dari pihak laki-laki pada pihak perempuan. Segheh diberikan laki-laki pada awal mengambil gadis Lampung Pepadun marga Anak Tuha. Segheh diberikan atas kesepakatan antara laki-laki dan perempuan dimana kedudukan segheh menurut adat disamakan dengan mahar menurut hukum Islam. Pemberian segheh didasarkan pada status sosial atau Pendidikan calon mempelai wanita. Padahal dalam ketentuan hukum Islam penentuan mahar didasarkan atas kesederhanaan dan kemudahan. Penelitian ini berbasis lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan tokoh adat dan pelaku segheh, observasi dan dokumentasi. Tradisi segheh dalam perspektif ‘urf dan maslahah mursalah dinilai ada dampak kemudaratan yang cukup banyak, seperti: menumpuknya hutang suami istri dan juga keluarga, sebab tradisi segheh yang sifatnya wajib dalam pernikahan adat Lampung Pepadun marga Anak Tuha memaksa calon mempelai pria untuk melaksanakannya. Jika kondisinya adalah dalam keterbatasan kemampuan keuangan yang menyebabkan pihak laki-laki mencari uang dengan banyak cara diantaranya dengan berhutang, bahkan tidak sedikit yang menjual atau menggadai aset pokok. Kemudaratan yang terdapat dalam tradisi segheh menyebabkan tradisi segheh termasuk ke dalam kategori ‘urf fasid danmaslahah mulghah. Untuk itu tradisi segheh yang dipaksakan padahal secara kapasitas pihak calon mempelai pria suami tidak mampu memenuhi harus ditiadakan karna hal tersebut lebih banyak mendatang mudarat. Jika secara finansial pihak laki-laki mampu melaksanakan tradisi segheh, maka hal tersebut diperbolehkan karena membawa manfaat bagi kehidupan rumah tangga kedua pasangan. Terutama dalam membantu menyiapkan perlengkapan rumah tangga.
Full Text:
PDFReferences
Adinugraha, Hendri Hermawan, and Mashudi Mashudi. “Al-Maslahah Al-Mursalah Dalam Penentuan Hukum Islam.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 4, no. 01 (2018): 63. https://doi.org/10.29040/jiei.v4i1.140.
Adli, Luthfan. “Tradisi Hantaran Perkawinan Dalam Adat Masyarakat Jambi (Studi Kasus Desa Pulau Batu Kecamatan Jujuhan Ilir).” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta., 2017.
Che, Zaharah Abdullah, Yahya Zaharah, and Salleh Fatimah. “Adat Perkahwinan Masyarakat Melayu , Kesejajarannya Dengan Nilai Islam : Kajian Di Shah Alam.” ICOMHAC2015 Eproceedings 1, no. 1 (2015).
Djubaidah, Neng. Pencatatan Perkawinan Dan Perkawinan Tidak Dicatat. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Faza, M. Dzikrullah. “Tinjauan Fiqih Empat Mazhab Terhadap Acara Walimah.” Jurnal Hukum AL FUADIY (Hukum Keluarga Islam) 4, no. 2 (2022): 17–25.
Hamzah. “Interkoneksi Konsep Walimah Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Hukum Adat Bugis Bone.” Al-Bayyinah 3, no. 1 (2019): 77–92.
Jamali, L. L., L. Zain, and A. F. Hasyim. “Hikmah Walimah Al-‘Ursy (Pesta Pernikahan) Dengan Kehormatan Perempuan Perspektif Hadits.” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis 4, no. 2 (2016): 165–81.
Kamal, Ahmad Haziq Haikal, and Miszairi Sitiris. “The Amalan Pemberian Mas Kahwin Dan Wang Hantaran Dalam Kalangan Masyarakat Melayu: Perspektif Fiqh Dan Undang-Undang Keluarga Islam Di Malaysia.” Kanun Jurnal Undang-Undang Malaysia 34, no. 1 (2022). https://doi.org/10.37052/kanun.34(1)no7.
Kasimin, Amran. Perkahwinan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2002.
Muda, Abd. Latif, and Rosmawati Ali. Perbahasan Kaedah-Kaedah Fiqh. Kuala Lumpur: Pustaka Salam, 2000.
Oktaria Pratiwi, Eka. “Tinjauan Hukum Islam Mengenai Praktik Tradisi Pemberian Uang Bekenilui Dalam Perkawinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun (Studi Kasus Di Desa Mataram Marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.” UIN Raden Intan Lampung, 2022.
Qorib, Ahmad, and Isnaini Harahap. “Penerapan Maslahah Mursalah Dalam Ekonomi Islam.” Analytica Islamica 5, no. 1 (2016): 55–80.
Rosyadi, Imron. “Pemikiran Asy-Syâtibî.” Profetika 14, no. 1 (2013): 79–89.
Rusfi, Mohammad. “Validitas Maslahat Al-Mursalah Sebagai Sumber Hukum.” Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung XII, no. 1 (2014).
Setyanto, Alief Rachman. “Tradisi Langkahan Dalam Pernikahan Adat Lampung Perspektif Al-’Urf.” Sakina : Juornal Of Family Studies 6, no. 1 (2021): 9–25.
Shofiyah, Ziyadatus, and M. Lathoif Ghozali. “Implementasi Konsep Maslahah Mursalah Dalam Mekanisme Pasar.” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah 6, no. 2 (2021). https://doi.org/10.24235/jm.v6i2.8031.
Suroh, Siti. “Pemberian Mahar Dan Uang Hantaran Pada Pernikahan Adat Suku Rejang Bengkulu Utara (Perspektif Sosiologi Agama).” Jurnal Manthiq VI, no. I (2021): 1–6.
Syarkawi. “Pembebanan Uang Hantaran Dalam Mahar Nikah (Studi Analisis Menurut Fiqh Syafi’iyyah).” Syariah: Journal of Islamic Law 1, no. 2 (2019).
Tantini, Sri, and Nila Sastrawati. “Penyelenggaraan Walīmah Ul-Ursy Di Jalan Umum Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Nasional.” Jurnal Shautuna 2, no. 3 (2021): 757–67.
Tomyahu, Nurain. “Implementasi Nilai-Nilai Modutu (Hantaran Harta) Dalam Pelaksanaan Adat Perkawinan Gorontalo Ditinjau Dari Hukum Islam (Penelitian Di Kecamatan Batudaa).” Universitas Gorontalo, 2016.
Wati, Risna, Adelina Hasyim, and Yunisca Nurmalisa. “Persepsi Masyarakat Suku Jawa Terhadap Tradisi Uang Segeheh Suku Lampung Jurai Pepadun.” Jurnal Kultur Demokrasi 10, no. 5 (2018): 12. http://forschungsunion.de/pdf/industrie_4_0_umsetzungsempfehlungen.pdf%0Ahttps://www.dfki.de/fileadmin/user_upload/import/9744_171012-KI-Gipfelpapier-online.pdf%0Ahttps://www.bitkom.org/ sites/default/files/ pdf/Presse/Anhaenge-an-PIs/ 2018/180607 -Bitkom.
Wawancara
Ali Hasan, Selaku Masyarakat Marga Anak Tuha, Wawancara terkait Tradisi Segheh pada Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 27 November 2020
Silvia Rahma, Mempelai Penerima Segheh, Wawancara terkait Praktik Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 27 November 2020
Sinar Riski Apriani, Mempelai Penerima Segheh, Wawancara terkait Praktik Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 27 November 2020
Murais, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 25 November 2020
Syaripudin, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Syahlani, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Rozali, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 28 November 2020
Hambali, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
M. Yusuf, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Ali Sanusi, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Ibrahim, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Ismail, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Iskandar, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
Nata, “Selaku Petuah Adat”, Wawancara terkait Tradisi Segheh Pernikahan Adat Lampung Pepadun Marga Anak Tuha, 26 November 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.24042/el-izdiwaj.v3i2.15231
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law
El-Izdiwaj has been indexed by:
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law