Implikasi Hukum Khulu’ Menurut Empat Madzhab Fiqh

Bagus Kusumo Hadi, Mohammad Mukri, Edi Susilo

Abstract


Akibat putusnya perkawinan yang disebabkan dari khulu’ menimbulkan hukum yang berbeda yakni mengenai kedudukannya sehingga akan berbeda juga mengenai turunan akibat hukum yang lain. Ke-empat ulama madzhab Maliki, Hanafi dan Syafi’i dan Hambali berbeda pendapat apakah akibat khulu. adanya pandangan yang berbeda mengenai akibat hukum khulu’ di kalangan ulama salaf, penulis sangat tertarik meneliti masalah ini. Fokus penelitian adalah bagaimana akibat hukum khulu’ menurut empat madzhab? dan Apa persamaan dan perbedaan akibat hukum khulu’ menurut empat madzhab? Penelitian ini berjenis  kepustakaan (library research) dengan pendekatan komparatif. Adapun hasilnya : pertama, madzhab Maliki,  Hanafi, Syafi’i berpendapat bahwa khulu’ adalah thalaq meskipun di qoul qodim Imam Syafi’i mengatakan fasakh, akan tetapi dalam masalah hal ini dikedepankan ke qoul jadidnya yakni thalaq, sehingga ‘iddah sebagaimana ‘iddah tiga kali quru’ meskipun madzhab Syafi’i dan madzhab Maliki memaknai quru ialah tiga kali suci sedangkan madzhab Hanafi dan madzhab Hambali arti quru’ yakni tiga kali haidh. Madzhab Hambali berpendapat bahwa khulu’ adalah fasakh sehingga cukup iddah satu kali haidh, dikarenakan perbedaan penarikan pemahaman hukum pada dalil dan juga perbedaaan istinbath dalil. Kedua, perbedaan dari pendapat para madzhab ialah terhadap suami yang ingin rujuk dalam masa ‘iddah madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i mengatakan tidak ada rujuk dalam fase masa iddah karena tujuan khulu’ ialah menghilangkan mudhorot dari bahtera rumah tangga tersebut, madzhab Hambali mengatakan jika suami mengambil iwadh tersebut maka tidak ada rujuk dalam masa iddah, akan tetapi jika suami menolak iwadh dari istri maka suami memiliki hak rujuk meskipun itu tetap hukum fasakh. Persamaan madzhab Maliki, madzhab Hanafi, madzhab Syafi’i dan madzhab hambali yaitu khulu’ seperti bentuk jual beli yang saling ridha atau seperti Iqolah (pembatalan jual beli) sehingga tidak membutuhkan hakim di pengadilan.

Full Text:

PDF

References


A. Muri, Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Imam Syafi’i. Al-Umm, Juz 10. Jakarta: Pustaka Azzam, 2014.

Abu Thalib, Hasan. Tatbiq al-Islamiyah fi al-BIlad al-Arabiyah. Kairo: Dar al-Nahdah Al-Arabiyah, cet-III, 1990.

Agama RI, Kementrian. Al Quran dan Terjemah New Cordova, Cetakan Pertama. Jakarta: Syaamil Qur’an, 2012.

Al-Bayhaqi, Abu Bakr Ahmed bin Al Hussein. Syua’bul Iman Jilid 4. Pertama. Beirut - Lebanon: Dar Al- Kutub Al-Ilmiah, 1443.

Al-Jarjawi, Ali Ahmad. Hikmah al-Tasyri wa Falsafatuh, Terj. Faisal Saleh dkk. “Indahnya Syariat Islam.” Jakarta: Gema Insani, 2006.

Al-Madani, Malik bin Anas Al-Asbahi. Al Muwatta’ Syarah Abdul Karim bin Abdullah bin Abdul Rahman bin Hamad Al-Khudair. Arab Saudi: Asy Syamil, 1432.

Al-Sijistani Alazadi, Imam Abi Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’as. Sunan Abi Daud, Juz I. Mesir: Dar Al-Fikr, 1994.

Anas, Imam Malik Ibn. Al-Mudawwanah al-kubra. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 2005.

Anas, Malik bin. Al-Muwatta Juz I. Beirut - Lebanon: House of Revival of Arab Heritage, 1433.

Asy-Syurbasi, Ahmad. Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Ayyub, Syaikh Hasan. Fiqih keluarga, Terjemahan M. Abdul Ghoffar. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2001.

Linda Azizah. “ Analisis Perceraian Dalam Kompilasi Hukum Islam.” Al- ´Adalah 10, no. 4 (2012): 415– 22. https://doi.org/10.24042/adalah.v10i2.295.

Badan Peradilan Agama Islam, Direktorat Pembinaan. Departemen Agama R.I Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Agama, 2001.

Boedi Abdullah dan, Beni Ahmad Saebani. Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Djamil, Faturahman. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Ghazali, Abdul rahman. Fiqh Munakahat, Edisi I. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Idhami, Dahlan. Asas-Asas Fiqh Munakahat Hukum Keluarga Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1994.

Jazirî, Abdurrrahmân al-. Kitab Al-Fiqh Ala Al-Mazahib Al-Arba’ah Juz. IV. Beirut: Dâr al-Kitab al-Ilmiyah, 1990.

“Kompilasi Hukum Islam .pdf,” t.t.

Malik bin Anas. Al-Muwatta. Edisi: Pertama. Vol. Juz IV. Abu Dhabi - UEA: Yayasan Amal dan Kemanusiaan Zayed Bin Sultan Al Nahyan, 1425.

Munawir, A. W. Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi III. Surabaya: Pustaka Progresif, 1999.

Nasruddin. Fiqh Munakahat. Bandar Lampung: Team Ms Barokah, 2015.

Qudamah, Ibnu. Al-Mughni, Juz 10. Jakarta: Pustaka Azzam, 2013.

Isnawati Rais. “ Tingginya Angka Cerai Gugat (Khulu’ ) Di Indonesia: Analisis Kritis TerhadapPenyebab Dan Alternatif Solusi Mengatasinya.” Al- ´Adalah 12, no. 1 (2014): 191– 204. https://doi.org/10.24042/adalah.v12i1.183.

RI, Departemen Agama. Al-Qur‟an dan terjemah Al-Hikmah. Bandung: Diponegoro, 2009.

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

Rusyd, Ibnu. Bidaytul Mujtahid. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah, Jilid 6. Bandung: PT. Alma’arif, 1980.

———. Fiqih Sunnah 8. Bandung: Al-Ma’arif, 1987.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,. (Jakarta: Kencana, 2006.

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 - Wikisource bahasa Indonesia.” Diakses 12 Juli 2022. https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_1_Tahun_1974.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2017.

Zuhdi, Masjfuk. Studi Hukum Islam, Mu’amalah Cet ke-2, Jilid II. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/el-izdiwaj.v3i2.14347

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law

 

El-Izdiwaj has been indexed by:


El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law